Saya tadi sudah janji ya buat to be continued ^^
Ok, jadi point nya tadi saya sempat kesal sama dua hal. Bimbingan ke dosen, dan drama di rumah sakit selama membutuhkan pengobatan.
Judul bahan bacaan saya sudah terkesan seperti orang yang teramat tawakal tanpa ada ikhtiar ngga sih? Wkwk, saya bingung cari judul. Jadi, ya in syaa Allah itu sudah mewakili apa yang seluruhnya saya tuliskan di bacaan “Setia pada Husnudzan”. Semoga bisa di ambil hikmahnya ya, #notetomyselftoo
Pertama tentang dosen, saya acap kali iri terhadap teman-teman yang sudah ujian PKM. That’s why saya pingin banget lekas balik Malang, in syaa Allah selasa ya dev? Iya . . Tapi rabu pulang Surabaya lagi wkwk. Jadi, seolah-olah saya sempat mencibir dalam hati buat teman-teman saya yang beda bimbingan dosen. Mereka bilang “ah enak dev kamu, beliau lo baik, gampang ditemui, kalau moodnya baik tuh gampang kamu minta tanda tangan”. No, for this way. Everything was change till 180 degree. Dosbing saya sekarang sulitnya minta ampun kalau dikontak. Bagi mereka yang skripsi masih ada jalan, ya! dosbing 2. Sementara kami, adik tingkatnya adakah dosbing 2 untuk PKM? No. Jadi kalau kata teman se-per-bimbingan “nasib kita kayak orang di gantung”. Tapi dari situ saya berpikir lagi “KENAPA YA, KOK ALLAH TIBA-TIBA MERUBAH KEADAAN DISAAT KITA LAGI SENANGNYA DAPAT DOSBING SEPERTI BELIAU”. Yang saya pikirkan lagi kali ini cuma ini :
Rasa-rasanya kami satu bimbingan dihadapkan situasi kayak gini biar lebih belajar sabar, lebih kuat lagi nanti. Ini belum skripsi, mungkin kami dikuatkan mentalnya. Mungkin lagi, kami dipilih untuk dicoba karena kita bisa melewatinya. Walaupun kadang ada drama curcol mendadak. Dan berbagai kemungkinan yang saya munculkan untuk menstimulus supaya Positif Thinking, meski kadang suka bete mendadak hehe. No problem, we’re only human.
Kalau sudah seperti ini, banyakin istigfar kata kakak saya. Ya tidak hanya ketika diuji sih, kapanpun seharusnya kita ber istigfar, Rasulullah sallahu a’laiihi wa salaam saja minimal 70x ber Istigfar dalam sehari. Karena Istigfar bisa membuka jalan, pun dengan dzikir (dalam agama yang saya yakini, Islam).
Lalu,
Continue reading →