Aku sendiri belum paham betul ada berapa gelintir orang yang lolos untuk program ini. Kepercayaan diriku bertambah ketika mengetahui bahwa di proses sebelumnya kurang dari 39 orang melalui tahap bincang bersama pakar di tempat ini. Aku pikir aku bisa menjadi salah satu orang di dalamnya, dan tentunya akan kurang dari 50 orang yang diberi arena untuk berjuang di medan yang sama.
Ternyata prasangka ku salah.
Begitu masuk ke dalam ruangan, tentunya setelah dipersilahkan.
Hari pertama, pandangan ku mendapati hal yang janggal. Apa benar aku kemarin hanya bertarung dengan 39 orang? Pertanyaanku terus menghantui, sampai di akhir sesi. Sesi untuk perkenalan diri sudah lewat. Benar saja. Mendadak denyut nadiku menjadi sebuah perhelatan untuk amat sangat berserah. Total pasrah.
39 orang dari mana ? Jumlah awak yang kudapati di kapal ini ternyata bertambah. Lugunya aku, kupikir manusia-manusia asing ini hanya berasal dari kota yang sama dengan domisiliku. Dua puluh orang bertambah. Tentu saja makin banyak sosok yang tidak aku kenal dari pijakan sebelumnya, mereka sepertinya belum kutemui sewaktu sesi bincang dengan Ibu Ani.
“Wah. Ini fresh semua?”
“Apa mereka jam terbangnya sudah tinggi semua ya?”
“Mereka kesini buat show up di medan yang sama kah?”
Ya Tuhan. Sebenarnya pertanyaanku tidak bisa berhenti. Ada saja yang muncul di ruang kepalaku. Aku terus menerus melakukan prolog.
Sampai akhirnya..
Continue reading